Berdasarkan asbabul wurud (sebab-sebab turunnya
suatu hadist) disebutkan dulu Nabi Muhammad s.a.w kalau berbuka puasa yang
dimakan adalah kurma. Kurma yang dimakan itu diberi nama ‘ajwah (ajua).
Ceritanya, pada saat itu Ajua adalah nama anak Salaman Alfarisi, orang nasrani
yang akhirnya masuk Islam. Dia mewakafkan lahan kurmanya untuk perjuangan
Islam. Untuk mengenang jasa-jasanya itu, akhirnya Rasul menamakan kurma yang
dimakannya saat berbuka puasa sebagai kurma Ajua. Bahkan, dalam hadist yang
lain Beliau sendiri sempat menyatakan, “Rumah
yang tidak ada kurmanya seperti rumah yang tidak ada makanan.” Perkataan
Rasullah tersebut menunjukan betapa pentingnya khasiat yang dapat diambil dari
buah kurma. Sehingga, setiap keluarga mesti menyimpan kurma sebagai panganan
wajib dirumahnya. Oleh arena itu, kita seharusnya memakan buah kurma bukan
hanya dibulan puasa saja, tapi juga menjadikan kurma makanan sehari-hari. Entah
itu dimakan pagi hari sebagaimana yang pernah dianjurkan Nabi di atas atau
sebagai makanan ringan ketika sedang santai.
“Siapa
pun yang pagi-pagi makan tujuh buah kurma ‘Ajwah, maka pada hari itu dia tidak
mudah keracunan dan terserang penyakit.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
“Apabila salah seorang diantara kamu
puasa, hendaklah berbuka dengan kurma , bila tidak ada hendaklah berbuka dengan
air, sesungguhnya air itu bersih.” (H.R. Ahmad dan Tarmidzi).